Wednesday, February 13, 2008

Konser Musik Tanpa Penonton?Gimana Rasanya?

(foto : http://www.azuan.biz.tm/)
Final Liga Indonesia yang diadakan beberapa hari yang lalu ga ada supporter nya. Aneh (freak!), padahal itu kan momen penting sebuah pertandingan, bukan babak penyisihan atau babak apalah, tapi itu kan Final. Babak final itu kan babak yang ditunggu tunggu banget oleh para supporter, babak penentuan siapa yang akan jadi juara. Keputusan bahwa babak final itu tidak boleh ada supporter ditetapkan oleh BLI (Badan Liga Indonesia), dengan alasan keamanan pasca kericuhan di stadion senayan pada pertandingan semifinal yang telah menewaskan korban. Sepertinya kondisi ini cuma ada di Indonesia deh?, trus gimana rasanya yah? Kalo menurut saya sih rasanya seperti kita maen playstation yang speaker nya dimatiin, jadi ga kedengeran suara teriak-teriak penonton, alias ga seru.


Beberapa hari yang lalu, kata berita ada konser musik yang menelan korban jiwa sebanyak 10 orang, kalo ga salah sih di Bandung, di AAC (Asia Africa Culture). Jenis musik pada konser itu adalah underground. Ada yang bisa jelasin tentang jenis musik itu?. Sepertinya jenis musik apapun yang diusung, tetap saja menelan korban. Buktinya, konser ungu pun menelan korban, padahal kan jenis musik ungu ga nge-rock banget, justru lagu2nya malah santai2 aja (lagu2 yang bisa bikin cewe2 nangis...hehehe). Selain ungu, pernah juga SO7 yang konsernya menelan korban jiwa, itu juga band yang bukan aliran underground. Lalu, apa yang menyebabkan adanya korban jiwa pada konser tersebut?. Mari kita selidiki dengan seksama, (yuuuk mari).(1) Over capacity. Biasanya, daya tampung dari tempat konser (ruangan, stadion atau lapangan terbuka) tidak mampu meng-handle penonton yang membludak. Membludaknya penonton pun bisa diakibatkan oleh ulah panitia itu sendiri, misalnya saja, daya tampung tempat itu adalah 300 orang, tapi pihak penyelenggara menjual tiket lebih dari kapasitas tampung itu, katakan saja 600 tiket, artinya akan ada "kelebihan beban" pada tempat konser itu. Kelebihan beban itu akan menyebabkan penonton berdesak-desakan, kemudian kelelahan akibat kekurangan oksigen (biasanya indoor), lalu terjatuh dan terinjak-injak. Nah loh...dalam hal ini yang patut disalahkan adalah pihak penyelenggara yang hanya ingin mendapatkan keuntungan saja tanpa memperhatikan resikonya. 2) Kedewasaan dari penonton. Bisa saja pihak panitia menjual tiket sesuai dengan kapasitas tampung tempat konser. Tapi masih banyak penonton yang tidak mendapatkan tiket karena tiket sudah terjual habis. Ya sudah, penonton yang "tidak beruntung" ini biasanya tetap memaksa untuk masuk. Meloncat pagar atau bahkan merusak pintu yang akhirnya menimbulkan kerusuhan. Belajar dari pengalaman sepakbola kita, demi keamanan saat konser, bagaimana jika konser musik tidak ada penontonnya? agar tidak terjadi korban jiwa lagi. Kayanya itu bakal lebih seruuuu...hihihi...

5 comments:

Julian said...

Sepak bola dan musik. Dua-duanya sering disebut bahasa universal yang bisa mempersatukan orang-orang dari berbagai bangsa di dunia. Sayang di kita malah jadi tragedi. Kita sebagai bangsa memang masih harus banyak belajar. Yuk, bangkit, buktikan kita bisa jadi jauh lebih baik. Be better always!

Yessi Pratiwi Surya Budhi said...

Konser musik tanpa penonton?

Ga jadi konser dong Aa Zul.. :)

Zulfadlillah said...

Ya udah kalo ga jadi berarti udah jaminan ga bakal ada korban kan?hehehehe...

Floresiana Yasmin said...

haha, iya betul juga. konser tanpa penonton ya berarti check sound.

Anonymous said...

Ah, lucu2 kalian :)