Wednesday, February 27, 2008

Mahasiswa Tawuran


Tadi sore saya liat berita, berita Liputan 6 Petang SCTV. Kalo boleh dibilang sih ini acara berita favorit saya selain berita-berita di Metro TV. Apalagi kalo liat liputan 6 petang dan presenternya adalah Rike Amru (tadi sore bukan mba ini), bagus deh pokonya selain itu, mba ini juga mengingatkan saya kepada seseorang, siapakah seseorang itu? entahlah. Di Berita itu saya melihat mahasiswa sedang tawuran. Saya pikir cuma anak SMA aja yang bisa tawuran. Ternyata "kakak" dari SMA pun bisa juga tawuran. Tawurannya pun bukan antar universitas, tapi antara fakultas yang masih dalam satu universitas. Penyebab tawuran itu pun sepele, cuma gara2 ada salah satu mahasiswa yang "digebukin" sama mahasiswa jurusan lain.


Saya tidak perlu menyebutkan nama universitasnya. Tawuran itu menyebabkan rusaknya fasilitas kampus akibat lemparan batu mahasiswa. Kaca pecah, papan pengumuman di hancurin, pokonya kampus ancur deh udah kaya "kapal pecah", kalo lemparan batu kena kepala mungkin kepala orang yang pecah (ough sakit kayanya)terus mati, tambah repot lagi.

Saat melihat berita itu yang terlintas di pikiran saya adalah "apa yang ada di dalam pikiran mereka sebenarnya, sehingga mereka bisa melakukan hal-hal seperti itu?". Menurut saya mereka itu hanya melampiaskan nafsu mereka untuk "membalas dendam". Tidak memikirkan lebih panjang lagi akibatnya. Sebelum bertindak, perlu juga berfikir. Kalo memang ada salah satu mahasiswa (katakan saja dia si A) digebukin sama mahasiswa jurusan lain (katakanlah dia si B). Biasanya si A ini "mengadu" ke sesama komunitasnya (jurusan), trus si A ini teriak-teriak, "woy gw abis digebukin nih...gila", biasanya komunitasnya ini membalas dengan perlakukan yang sama (dipukul kembali memukul) tanpa memikirkan dan melihat dengan jeli siapa sebenarnya yang salah. Si B tidak mungkin secara tiba-tiba memukul si A tanpa alasan, pasti ada suatu alasan di mana si B memukul si A. Jika memang si A yang bersalah, apakah harus dengan cara memukul untuk menyelesaikannya?. Pasti ada suatu cara yang lebih baik daripada memukul untuk "menegur" bahwa seseorang itu salah.

Coba deh pikirin, kalo kampus udah ancur, kan mahasiswa juga yang rugi. Fasilitas kampus rusak, kalo mo dibenerin kan mesti pake duit. Duitnya dari mana?, pasti dari mahasiswa juga kan?, duh sayang tuh duit dipake buat ngebenerin kampus yang rusak cuma gara-gara lemparan batu. Mendingan duitnya buat makan saya di sini, lumayan kan?. Hehehe...
Itu dari sisi internal kampus, tapi berdampak besar pula bagi sisi eksternal kampus, misalnya saja, menyebabkan citra perguruan tinggi yang bersangkutan menjadi buruk di mata masyarakat. Masyarakat memiliki penilaian negatif terhadap perguruan tinggi yang bersangkutan. "memangnya di kampus itu diajarin tawuran yah?", malu-maluin mahasiswa aja. Katanya mahasiswa adalah kaum intelek, tapi koq menyelesaikan masalah yang sepele aja mesti tawuran. Selain itu, mungkin citra perguruan tinggi di Indonesia di mata internasional menjadi buruk.

Dari pengalaman itu kita bisa belajar bahwa "ribut" atau tawuran bukan merupakan cara yang terbaik penyelesaian suatu masalah. Justru tawuran cuma bikin masalah tambah besar. Sebaiknya masalah diselesaikan dengan kepala dingin sambil duduk manis. Ga ada solusinya?, pasti ada. Sebagai manusia, pasti mempunyai fitrah untuk bisa marah. Tapi sejauhmana kita bisa mengendalikan amarah kita tersebut. Hal inilah yang perlu dilatih. Selain itu, agar orang lain tidak marah sama kita, yaaa kitanya juga harus punya sikap yang baik. Jangan sengaja cari-cari masalah.
Nikmat rasanya jika hidup ini tentram dan damai. Nikmat lahir batin.

7 comments:

Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.
Yessi Pratiwi Surya Budhi said...

Tetap menulis, Aa zul...

*Ha ha :)

Anonymous said...

kalau tentang demo gimana pandangan aa? :)

mahasiswa sekarang memang butuh diperhatikan (atau nyari perhatian? ) :)

Zulfadlillah said...

kalo tentang demo sih itu suatu hal yang positif, kenapa? karena demo merupakan perjuangan "merebut" dan mempertahankan hak, juga jalur penyampaian aspirasi. Tapi kalo demo yang anarkis sih udah ga baik lagi.

Anonymous said...

Attention!

Anonymous said...

selamat pagi bang zul?
salam hangat dari rekan seperjuangan dari daerah Banten...
hE..hE...
ane baru biQn blog nech..jadi masih baru belajar...
sandibayuperwira.wordpress.com

Mirza Harun said...

Zul.

Blog lo gw Link yakk.


Regards,