Friday, July 4, 2008

Sepekan di Jakarta

Sepekan ini menyenangkan dan melelahkan juga. Makan, tidur, ongkos taksi PP tiap hari ga perlu keluar dari kantong sendiri, semua gratissss...udah ditanggung sama bos.


Mau tau saya ngapain aja sepekan di Jakarta? sms aja ke nomer ku, sms balasan langsung dari nomer hapeku. Ga tau nomer hape saya? cari tau.

udah segitu aja dulu...butuh istirahat nih.

Selengkapnya.....

Friday, June 27, 2008

"Mereka" Aja Bisa Romantis

Belum lama ini polisi bentrok sama mahasiswa. Pilkada di Maluku Utara pun kisruh, pendukung si A berantem sama pendukung si B. Diberita sering terjadi kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), suami bacok istri, suami bakar istri, banyak deh. Pahlawan devisa alias Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri juga mengalami penganiayaan, sampe mampus pula. Barangkali yang pacaran juga lagi ada yang berantem, hehehehe. Yang masih anget, FPI sama AKKBB (sori ga hafal kepanjangannya...haha) juga bentrok. Pfuh...
Coba deh liat foto di bawah ini!


"Mereka" aja bisa DAMAI, ROMANTIS pula...(so sweet),
masa sih kita ga bisa?.

Selengkapnya.....

Tuesday, March 25, 2008

Final Lomba Essay ITB EXPO 2008


Ceritanya saya ikutan Lomba Essay ITB EXPO 2008. Tema lombanya adalah "Optimalisasi Potensi dan Keahlian di ITB Dalam Rangka Menyelesaikan Permasalahan Bangsa dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat". Wah gileee panjang banget yak topiknya. Lomba ini terbagi dalam beberapa tahap, yang jelas pertama-tama harus ada dulu essay yang akan dilombakan...hehehe, setelah itu essaynya akan diseleksi di tingkat Program Studi (prodi) masing-masing. Yang menjadi juri dalam proses seleksi tersebut adalah dosen prodi yang bersangkutan. Menurut kabar, dari prodi teknik industri ada beberapa yang mengikuti lomba essay ini.

Judul essay saya adalah "Multi Echelon Inventory System Sebagai Solusi Pemadaman Listrik Bergilir". Nah loh apa hubungannya sistem inventory dengan listrik?...hehehe, jadi intinya adalah PLN sering melakukan pemadaman listrik bergilir akibat kekurangan stok batubaranya di beberapa PLTU, naaah di sana ada indikasi bahwa manajemen atau sistem inventory batubaranya "bermasalah". Selain itu pun, mekanisme distribusinya menggunakan single echelon distribution dan menurut saya mekanisme distribusi yang ada saay ini masih memiliki kelemahan, faktanya hanya gara-gara cuaca buruk yang menyebabkan kapal terlambat untuk bersandar akibatnya stok terlambat.

Finally, saya dapet email dari panitia yang isinya bahwa saya masuk tahap final. Wah..wah..ga nyangka euy. Alhamdulillah. Finalis diminta untuk mempresentasikan essaynya di depan 5 orang juri. Kenapa mesti 5 juri?, karena penilaian essaynya terdiri dari 5 aspek, aspek seni, science, teknologi (ini merupakan 3 unsur ITB), kemudian aspek bahasa (essay termasuk ke dalam sastra juga, jadi mesti sesuai EYD), dan yang terakhir dari aspek desain.

Yang masuk final terdiri dari 28 prodi, wah lumayan berat juga. Tapi yang hadir cuma 27 prodi (peluang menangnya jadi bertambah sedikit...hehehe). Presentasi dibagi ke dalam 3 sesi, kebetulan saya dapet sesi pertama. Oke deh, saya maju untuk presentasi. Alhamdulillah lancar. Setidaknya bisa menjawab pertanyaan dari juri (ga tau deh nyambung atau engga...hahaha).

Ternyata saya tidak masuk 3 besar alias ga dapet juara, hehehe...tapi setidaknya hal ini bisa menjadi pengalaman buat saya.

Selengkapnya.....

Monday, March 10, 2008

Presentasi di IIB-ITB

Inkubator Industri dan Bisnis (IIB)-ITB mengadakan seleksi tentang bisnis plan yang mempunyai ide kreatif dan inovatif. Kalau idenya menarik dan feasible untuk dilakukan, maka akan mendapatkan penyertaan modal sebesar Rp. 20 jt - Rp. 50 jt. Saya dan teman-teman saya mencoba "menawarkan" sebuah konsep bisnis dengan mengirimkan proposal bisnis plan. Dan tidak diduga sebelumnya, tim kami lolos dan mendapat panggilan untuk presentasi.



Beberapa pekan yang lalu presentasi tentang bisnis plan. Sampai sekarang masih menunggu kepastiannya, apakah konsep bisnis yang kami tawarkan bisa diterima atau tidak. Jadi tim kami masih berharap harap cemas...hehehe...tapi ga gitu juga sih.:D.
Konsep bisnisnya adalah mengenai interactive leisure software. Tim kami membuat konsep bisnis tentang sebuah produk yang bisa digunakan/diinstall pada mobile phone supaya bisa diakses anywhere and anytime. Nama produknya adalah Bandung On Your Screen (BOYS). Dengan produk ini kita bakal tau tempat-tempat yang bisa dipake buat hang out, mulai dari tempat jajanan, tempat rekreasi, tempat belanja dan banyak lagi. Tim kami terdiri dari 4 orang, ini wajah-wajah mereka :


Ini namanya Adipradana Satriawan. Biasa dipanggil Adi. Sori yah di, ga gw tambahin jadi "adi_cakep"...hehehe.
Mas yang satu ini front man tim kami. Dia sebagai seorang yang bisa menggerakkan teman-teman satu timnya. Konseptor dan kemampuan manajerialnya luar biasa. Cocok banget jadi seorang pimpinan puncak alias manajer. Makanya di dalam bisnis plan yang kami buat, orang ini ditempatkan sebagai CEO dalam struktur organisasi bisnis jika nantinya bisnis ini berjalan.




Kalo yang ini namanya Ramadhilla Maghfira Utami.
Biasa dipanggil Dilla. Mba yang satu ini juga seorang konseptor. Ide-idenya cemerlang. Jago dalam membuat konsep pemasaran. Cocoklah jadi sekretaris sang CEO.

Naaah yang ini namanya Raden Eko Permono Jati. Biasa dipanggil Eko. Orang ini punya keahlian dibidang IT. Kemampuan programmingnya luar biasa. Eko ini yang akan mengisi jabatan sebagai Manajer R&D dalam struktur organisasi bisnis kami.




Sekarang yang terakhir adalah saya sendiri. mmmm..."sorry, i can't describe myself"...makanya gambar fotonya pun lagi kebingungan seperti ini. Hahaha...





Selengkapnya.....

Wednesday, February 27, 2008

Mahasiswa Tawuran


Tadi sore saya liat berita, berita Liputan 6 Petang SCTV. Kalo boleh dibilang sih ini acara berita favorit saya selain berita-berita di Metro TV. Apalagi kalo liat liputan 6 petang dan presenternya adalah Rike Amru (tadi sore bukan mba ini), bagus deh pokonya selain itu, mba ini juga mengingatkan saya kepada seseorang, siapakah seseorang itu? entahlah. Di Berita itu saya melihat mahasiswa sedang tawuran. Saya pikir cuma anak SMA aja yang bisa tawuran. Ternyata "kakak" dari SMA pun bisa juga tawuran. Tawurannya pun bukan antar universitas, tapi antara fakultas yang masih dalam satu universitas. Penyebab tawuran itu pun sepele, cuma gara2 ada salah satu mahasiswa yang "digebukin" sama mahasiswa jurusan lain.


Saya tidak perlu menyebutkan nama universitasnya. Tawuran itu menyebabkan rusaknya fasilitas kampus akibat lemparan batu mahasiswa. Kaca pecah, papan pengumuman di hancurin, pokonya kampus ancur deh udah kaya "kapal pecah", kalo lemparan batu kena kepala mungkin kepala orang yang pecah (ough sakit kayanya)terus mati, tambah repot lagi.

Saat melihat berita itu yang terlintas di pikiran saya adalah "apa yang ada di dalam pikiran mereka sebenarnya, sehingga mereka bisa melakukan hal-hal seperti itu?". Menurut saya mereka itu hanya melampiaskan nafsu mereka untuk "membalas dendam". Tidak memikirkan lebih panjang lagi akibatnya. Sebelum bertindak, perlu juga berfikir. Kalo memang ada salah satu mahasiswa (katakan saja dia si A) digebukin sama mahasiswa jurusan lain (katakanlah dia si B). Biasanya si A ini "mengadu" ke sesama komunitasnya (jurusan), trus si A ini teriak-teriak, "woy gw abis digebukin nih...gila", biasanya komunitasnya ini membalas dengan perlakukan yang sama (dipukul kembali memukul) tanpa memikirkan dan melihat dengan jeli siapa sebenarnya yang salah. Si B tidak mungkin secara tiba-tiba memukul si A tanpa alasan, pasti ada suatu alasan di mana si B memukul si A. Jika memang si A yang bersalah, apakah harus dengan cara memukul untuk menyelesaikannya?. Pasti ada suatu cara yang lebih baik daripada memukul untuk "menegur" bahwa seseorang itu salah.

Coba deh pikirin, kalo kampus udah ancur, kan mahasiswa juga yang rugi. Fasilitas kampus rusak, kalo mo dibenerin kan mesti pake duit. Duitnya dari mana?, pasti dari mahasiswa juga kan?, duh sayang tuh duit dipake buat ngebenerin kampus yang rusak cuma gara-gara lemparan batu. Mendingan duitnya buat makan saya di sini, lumayan kan?. Hehehe...
Itu dari sisi internal kampus, tapi berdampak besar pula bagi sisi eksternal kampus, misalnya saja, menyebabkan citra perguruan tinggi yang bersangkutan menjadi buruk di mata masyarakat. Masyarakat memiliki penilaian negatif terhadap perguruan tinggi yang bersangkutan. "memangnya di kampus itu diajarin tawuran yah?", malu-maluin mahasiswa aja. Katanya mahasiswa adalah kaum intelek, tapi koq menyelesaikan masalah yang sepele aja mesti tawuran. Selain itu, mungkin citra perguruan tinggi di Indonesia di mata internasional menjadi buruk.

Dari pengalaman itu kita bisa belajar bahwa "ribut" atau tawuran bukan merupakan cara yang terbaik penyelesaian suatu masalah. Justru tawuran cuma bikin masalah tambah besar. Sebaiknya masalah diselesaikan dengan kepala dingin sambil duduk manis. Ga ada solusinya?, pasti ada. Sebagai manusia, pasti mempunyai fitrah untuk bisa marah. Tapi sejauhmana kita bisa mengendalikan amarah kita tersebut. Hal inilah yang perlu dilatih. Selain itu, agar orang lain tidak marah sama kita, yaaa kitanya juga harus punya sikap yang baik. Jangan sengaja cari-cari masalah.
Nikmat rasanya jika hidup ini tentram dan damai. Nikmat lahir batin.

Selengkapnya.....

Tuesday, February 19, 2008

Belajar Menulis

Ceritanya sih saya ikutan lomba Pekan Baca Tulis ITB 2008. Lomba itu dibagi 2, nulis opini dan cerpen. Tema opininya "membangun kemandirian bangsa". Kalau saya lebih tertarik untuk ikut lomba membuat opini. Yaaah..itung-itung belajar menulis. Ini dia hasilnya...

Buah Lokal versus Buah Impor
Mungkin Anda pernah atau bahkan sering berbelanja di supermarket. Jika kita perhatikan, sebagian besar buah-buahan yang dijual di sana berasal dari luar negeri (impor) antara lain Cina, Australia dan Thailand. Buah impor tersebut di antaranya adalah jeruk, anggur, apel, durian dll. Pernahkah kita berfikir, mengapa buah-buahan tersebut harus diimpor?, apakah kita tidak bisa memproduksinya sendiri?. Bahkan tidak hanya di supermarket, di pasar tradisional pun kita dengan mudah bisa memperoleh buah-buahan impor tersebut.
Kita tahu bahwa negara kita adalah negara agraris yaitu negara yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani atau secara sederhana dapat dikatakan bersifat pertanian. Buah-buahan termasuk ke dalam salah satu komoditas pertanian. Artinya, jika memang negara kita adalah negara agraris, maka untuk memenuhi kebutuhan pangan kita, khususnya untuk komoditas buah-buahan tidak semestinya impor dilakukan. Impor buah perlu dilakukan jika memang di negara kita tidak tersedia karena tanaman penghasil buah yang bersangkutan tidak bisa tumbuh, misalnya buah pear, kiwi dan kurma atau memang kekurangan persediaan akibat permintaan (demand) yang melebihi pasokan (supply), tetapi tetap perlu adanya pengendalian agar buah lokal tidak didominasi.
Dengan banyaknya buah-buahan impor yang sejenis dengan buah lokal seperti jeruk, apel, dan mangga mengindikasikan bahwa negara kita ini masih memiliki ketergantungan yang cukup tinggi terhadap negara lain.

Indikator dari adanya peningkatan impor buah dapat dilihat berdasarkan volume impor hortikultura untuk periode tahun 2001 hingga tahun 2004, sebagai berikut :

Dengan demikian, besarnya peningkatan volume impor buah-buahan berkontribusi sangat signifikan pada peningkatan volume impor hortikultura. Apabila data tersebut diproyeksikan untuk beberapa tahun ke depan, katakanlah untuk periode 2008, dengan mempertimbangkan peningkatan kebutuhan buah akibat penambahan jumlah penduduk, maka volume impor buah akan semakin tinggi. Sehingga perlu diimbangi oleh produksi buah lokal agar peningkatan impor tersebut tidak terjadi atau setidaknya dapat dikurangi. Dengan demikian, jika volume impor buah-buahan dapat direduksi dengan diimbangi oleh peningkatan kualitas serta jaminan ketersediaan buah lokal, maka buah lokal mampu bersaing dan mengurangi ketergantungan terhadap impor buah.
Dibandingkan dengan buah lokal, buah-buahan impor memang jauh lebih unggul. Keunggulan tersebut misalnya, terlihat lebih bagus dan lebih segar (ukuran lebih besar dan warna yang tidak kusam), proses pengemasannya yang baik serta harga yang tidak terlalu mahal (kompetitif). Sehingga kondisi ini yang menyebabkan kecenderungan masyarakat lebih memilih untuk mengonsumsi buah impor. Padahal belum tentu buah yang diimpor itu adalah buah yang memiliki kualitas terbaik di negara yang melakukan ekspor buah ke negara kita. Jika kondisi ini dibiarkan tanpa disertai dengan upaya-upaya atau terobosan baru dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders) dalam hal produksi dan distribusi buah lokal, maka akan menyebabkan buah lokal termarjinalkan di pasaran dan hal ini akan berimplikasi langsung kepada petani buah. Mereka tidak akan pernah merasakan kesejahteraan yang mereka harapkan. Adapun stakeholders dalam hal ini adalah petani buah dan pemerintah melalui Departemen Pertanian, pelaku bisnis dan pihak lainnya.
Di bawah ini merupakan skema sistematis yang mengidentifikasi kemungkinan akar penyebab (root causes) meningkatnya impor buah. Identifikasi tersebut digambarkan menggunakan diagram tulang ikan (fishbone diagram) atau yang dikenal dengan diagram sebab akibat, sebagai berikut :

Gambar di atas mendeskripsikan bahwa terdapat beberapa entitas yang saling terkait yang mempengaruhi peningkatan impor buah antara lain :

Manusia (Man)
Manusia dalam hal ini adalah pemerintah dan petani buah itu sendiri. Petani buah berperan sebagai operating core yaitu inti pengoperasian dari sebuah sistem pertanian. Petani buah melakukan produksi buah secara langsung dalam artian mereka yang terjun langsung ke lapangan. Mulai dari menanam benih, melakukan proses pengendalian produksi termasuk kedalamnya pemupukan, pecegahan hama, melakukan panen serta pengelolaan pasca panen. Dengan demikian, sebuah inti pengoperasian perlu memiliki kompetensi yang tinggi agar proses produksi berjalan dengan baik. Saat ini, kompetensi petani buah dinilai memiliki kompetensi yang rendah. Rendahnya kompetensi ini disebabkan oleh kurangnya perhatian pemerintah dalam hal pembinaan. Pembinaan tersebut dapat berupa penyuluhan tentang bagaimana seharusnya pola tanam yang baik, bagaimana seharusnya pemupukan dilakukan, pupuk mana yang harus digunakan, serta penyuluhan lainnya yang sekiranya perlu disosialisasikan langsung kepada petani buah.
Pemerintah dalam hal ini berperan sebagai top management yaitu manajemen tingkat atas. Pemerintah melalui Departemen Pertanian diharapkan mampu merancang kebijakan-kebijakan strategis dan operasional yang dapat menekan laju peningkatan impor buah. Salah satu kebijakan yang dipandang penting dalam hal ini adalah bea masuk untuk impor buah. Dimana bea masuk tersebut sangat rendah sehingga harga buah impor menjadi murah, maka tidak heran jika buah impor dapat diperoleh di pasar tradisional. Rendahnya bea masuk tidak dapat mengontrol laju peningkatan impor buah, karena importir dapat dengan bebas melakukan transaksi impor tanpa disertai dengan pengendalian.

Material
Material dalam hal ini adalah buah-buahan itu sendiri. Sudah tentu, kualitas buah lokal sangat rendah. Rendahnya kualitas tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya pemanfaatan bibit unggul serta adanya kemungkinan pemakaian pupuk yang tidak tepat. Selain dari segi kualitas, ada kemungkinan lain yang menyebabkan impor buah meningkat, yaitu ketersediaan (availability) buah lokal tidak mampu memenuhi kebutuhan domestik, sehingga untuk mengatasinya perlu dilakukan impor. Kurangnya ketersediaan ini bisa disebabkan oleh jumlah produksi yang sedikit. Jumlah produksi yang sedikit bisa disebabkan oleh kurangnya tingkat penggunaan (utilitas) areal tanam untuk komoditas buah-buahan. Selain itu, pemasaran (distribusi) merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan secara serius. Misalnya saja, adanya keterlambatan distribusi buah untuk suatu daerah tertentu menyebabkan ketersediaan akan buah semakin sedikit. Akibatnya permintaan tidak dapat terpenuhi.

Mesin (Machine)
Mesin dalam hal ini menyangkut sarana yang dimiliki oleh petani buah dalam melakukan produksi. Sarana tersebut seperti ketersediaan pupuk, pestisida dan alat-alat pertanian. Terbatasnya sarana menyebabkan proses produksi tidak akan berjalan dengan baik. Misalnya, pada saat tertentu perlu dilakukan proses pemupukan pada lahan pertanian, akan tetapi pupuk tidak tersedia. Tentunya ini akan berimplikasi negatif pada hasil produksi. Selain itu, dari segi teknologi produksi pun perlu adanya upaya inovatif. Dengan teknologi yang tepat guna akan berpengaruh pada tingkat efisiensi dan efektifitas suatu produksi.

Dengan melihat permasalah-permasalahan yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka perlu adanya upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yaitu menyelamatkan buah lokal yang tergeser akibat buah impor. Penanganan masalah tersebut tidak bisa dilakukan secara parsial saja, akan tetapi harus dilakukan secara menyeluruh (komprehensif) yaitu secara satu kesatuan sistem terintegrasi (integrated system) yang didekati dengan menggunakan pendekatan Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management). Sistem terintegrasi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :


Terdapat dua jenis aliran yang terdapat pada sistem tersebut, yaitu aliran informasi dan aliran barang. Informasi dari konsumen akhir berupa jumlah permintaan buah. Pelaku bisnis seperti distibutor, importir, serta penjual menyalurkan buah kepada konsumen sehingga terjadi aliran barang. Masalah yang mungkin terjadi pada entitas pelaku bisnis ini adalah apakah ada jaminan bahwa permintaan dapat dipenuhi sesuai dengan jumlah dan jenis tertentu dalam waktu yang tepat. Dengan demikian pada entitas ini diperlukan skema jaringan distribusi yang baik yaitu jaringan distribusi yang efisien.
Pelaku bisnis menerima barang berupa buah-buahan dari petani. Sehingga permasalahan yang timbul adalah apakah petani bisa berproduksi sesuai dengan jumlah permintaan dan kualitas yang diinginkan. Tentunya hal ini bukan sesuatu yang mudah bagi petani. Hasil produksi bisa saja tidak memenuhi target. Kemungkinan penyebabnya adalah kurangnya pemanfaatan areal tanam dan adanya produk cacat. Untuk mengatasinya, perlu dilakukan penambahan areal tanam serta penggunaan bibit unggul serta proses pengendalian yang baik.
Supplier berperan dalam pemberian pasokan berupa pupuk, pestisida dan peralatan yang dibutuhkan untuk proses produksi. Entitas ini pun berperan penting dalam upaya peningkatan kualitas buah. Peran tersebut misalnya, mengirimkan pupuk atau pestisida dalam jumlah dan waktu yang tepat.
Entitas riset dan pengembangan merupakan entitas yang penting. Entitas ini melakukan riset dan pengembangan terhadap kualitas buah (value of quality). Riset tersebut terkait dengan bagaimana menghasilkan bibit unggul, pupuk apa yang harus digunakan beserta dosisnya, serta riset dalam inovasi teknologi produksinya. Entitas ini dipegang oleh Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia yang mempunyai kapabilitas dalam hal teknologi pertanian atau Departemen Pertanian secara langsung. Dengan memanfaatkan Perguruan Tinggi, secara tidak langsung dapat meningkatkan produktivitas dari Perguruan Tinggi yang bersangkutan. Kita optimis bahwa entitas ini mampu menghasilkan sesuatu yang terbaik bagi bangsanya, sesuatu yang bernilai tambah karena Sumber Daya Manusia (SDM) nya dapat diandalkan.

Pemerintah merupakan faktor kunci keberhasilan dari sistem tersebut. Dikatakan faktor kunci karena entitas ini berkaitan dengan kebijakan-kebijakan strategis dan operasional. Kebijakan tersebut misalnya, penetapan standar mutu, penetapan prosedur standar operasional (Standard Operating Procedure), perencanaan target produksi dan lain-lain.Yang lebih ditekankan pada entitas ini adalah tidak hanya hitam di atas putih saja, tetapi perlu adanya eksekusi yang nyata dan komitmen, seperti pemberian dana untuk riset, pemberian dana untuk modal petani, melakukan penyuluhan dan pembinaan melalui kelembagaan-kelembagaan yang ada, melakukan pengendalian harga serta melakukan pengendalian terhadap mekanisme distribusi.
Dengan demikian, jika masing-masing entitas tersebut berfungsi dan terintegrasi secara optimal, maka akan menghasilkan kinerja yang optimal untuk sistem secara keseluruhan. Hal itu bukan merupakan sesuatu yang tidak mungkin terwujud. Akan tetapi, sesuatu yang dapat diwujudkan secara nyata yang didasarkan pada komitmen bersama untuk membangun sebuah kemandirian bangsa dalam hal ketahanan pangan khususnya dalam mengurangi impor buah dan meningkatkan kualitas buah lokal.

Selengkapnya.....

Wednesday, February 13, 2008

Konser Musik Tanpa Penonton?Gimana Rasanya?

(foto : http://www.azuan.biz.tm/)
Final Liga Indonesia yang diadakan beberapa hari yang lalu ga ada supporter nya. Aneh (freak!), padahal itu kan momen penting sebuah pertandingan, bukan babak penyisihan atau babak apalah, tapi itu kan Final. Babak final itu kan babak yang ditunggu tunggu banget oleh para supporter, babak penentuan siapa yang akan jadi juara. Keputusan bahwa babak final itu tidak boleh ada supporter ditetapkan oleh BLI (Badan Liga Indonesia), dengan alasan keamanan pasca kericuhan di stadion senayan pada pertandingan semifinal yang telah menewaskan korban. Sepertinya kondisi ini cuma ada di Indonesia deh?, trus gimana rasanya yah? Kalo menurut saya sih rasanya seperti kita maen playstation yang speaker nya dimatiin, jadi ga kedengeran suara teriak-teriak penonton, alias ga seru.


Beberapa hari yang lalu, kata berita ada konser musik yang menelan korban jiwa sebanyak 10 orang, kalo ga salah sih di Bandung, di AAC (Asia Africa Culture). Jenis musik pada konser itu adalah underground. Ada yang bisa jelasin tentang jenis musik itu?. Sepertinya jenis musik apapun yang diusung, tetap saja menelan korban. Buktinya, konser ungu pun menelan korban, padahal kan jenis musik ungu ga nge-rock banget, justru lagu2nya malah santai2 aja (lagu2 yang bisa bikin cewe2 nangis...hehehe). Selain ungu, pernah juga SO7 yang konsernya menelan korban jiwa, itu juga band yang bukan aliran underground. Lalu, apa yang menyebabkan adanya korban jiwa pada konser tersebut?. Mari kita selidiki dengan seksama, (yuuuk mari).(1) Over capacity. Biasanya, daya tampung dari tempat konser (ruangan, stadion atau lapangan terbuka) tidak mampu meng-handle penonton yang membludak. Membludaknya penonton pun bisa diakibatkan oleh ulah panitia itu sendiri, misalnya saja, daya tampung tempat itu adalah 300 orang, tapi pihak penyelenggara menjual tiket lebih dari kapasitas tampung itu, katakan saja 600 tiket, artinya akan ada "kelebihan beban" pada tempat konser itu. Kelebihan beban itu akan menyebabkan penonton berdesak-desakan, kemudian kelelahan akibat kekurangan oksigen (biasanya indoor), lalu terjatuh dan terinjak-injak. Nah loh...dalam hal ini yang patut disalahkan adalah pihak penyelenggara yang hanya ingin mendapatkan keuntungan saja tanpa memperhatikan resikonya. 2) Kedewasaan dari penonton. Bisa saja pihak panitia menjual tiket sesuai dengan kapasitas tampung tempat konser. Tapi masih banyak penonton yang tidak mendapatkan tiket karena tiket sudah terjual habis. Ya sudah, penonton yang "tidak beruntung" ini biasanya tetap memaksa untuk masuk. Meloncat pagar atau bahkan merusak pintu yang akhirnya menimbulkan kerusuhan. Belajar dari pengalaman sepakbola kita, demi keamanan saat konser, bagaimana jika konser musik tidak ada penontonnya? agar tidak terjadi korban jiwa lagi. Kayanya itu bakal lebih seruuuu...hihihi...

Selengkapnya.....

Sunday, February 10, 2008

Gimana Mau Maju Sepakbola Kita...


Beberapa hari yang lalu saya menonton berita di tv,.berita sore,.berita itu isinya memberitahukan bahwa ada supporter Persija tewas saat melihat pertandingan semifinal liga indonesia 2007. Tewasnya akibat ricuh antar supporter. Saya tidak tahu jelas penyebab kericuhan itu. Kasihan juga yah,.pengennya sih enjoy menikmati pertandingan, melihat "jagoan" nya sedang beraksi,.eh malah nyawanya hilang,.


Peristiwa itu menurut saya mengindikasikan bahwa persepakbolaan di negeri ini "tidak sehat". Kalau ada salah satu pihak yang "tidak puas" misalnya saja terhadap keputusan wasit yang dirasa merugikan, biasanya pihak itu "tarik urat" alias ngotot kalau keputusan wasit itu salah (tidak menerima), justru pihak tersebut yang merasa dirinya benar. Kemudian, apa gunanya wasit kalau begitu?. Wasit itu kan yang mengatur jalannya pertandingan, dimana dia sebagai pengambil keputusan tertinggi, harusnya yang terlibat dalam pertandingan itu bisa menghargai keputusan wasit. Keputusan wasit pun diupayakan seobjektif mungkin, tidak boleh memihak kepada salah satu tim saja. Kalo memang ada wasit yang cenderung (tendensius) memihak kepada salah satu tim, ini adalah wasit yang "perlu dibina". Tapi saya percaya bahwa wasit punya kesadaran akan tanggung jawabnya. Hidup wasit. Seorang supporter pun jangan mudah terprovokasi oleh supporter yang lain, biasanya ricuh terjadi dari hal-hal yang sifatnya sepele, ricuh bisa jadi berawal dari saling ejek antar supporter, kalau memang itu penyebabnya, menurut sy sih, cuekin aja orang yang mengejek itu,..anggap aja dia orang yang sedang "tidak sehat" yang tidak perlu direspon, nanti juga cape sendiri,..hahaha. Ngapain juga sih mesti ejek-ejekan. Boleh saja supporter mengekspresikan dirinya saat melihat pertandingan, ekspresi itu misalnya adalah teriak saat penyerang dari jagoannya beraksi, atau ekspresi lainnya sebagai wujud dukungan terhadap tim jagoannya. Tetapi ekspresi yang diungkapkan itu harus bisa memberikan atmosfer yang baik bagi jalannya pertandingan. Bangsa Indonesia dikenal oleh bangsa lain sebagai bangsa yang ramah loh. Masa nonton sepak bola aja ribut, sama saudaranya sendiri pula, uh..gimana mau maju persepakbolaan Indonesia kalo begini terus. Menurut saya, Inti dari permasalah yang terjadi ini adalah bagaimana kita bisa menghargai orang lain dan menjunjung tinggi sportifitas. Namanya juga pertandingan, pasti ada yang kalah dan ada yang menang. Yang kalah harus bisa menerima dengan lapang dada. Setuju?, sepertinya anda semua harus setuju dengan yang satu ini.

Selengkapnya.....

Saturday, February 2, 2008

Global Warming

Barangkali kita sudah tak asing lagi mendengar kata Global Warming. Ketika saya menonton televisi, sebut saja acara televisi itu adalah MTV (hehehe), biasanya diakhir acara, sang VJ selalu memberikan pesan "stop global warming", selain itu saya pun sering melihat poster, banner, tulisan-tulisan yang isinya tidak jauh berbeda. Kalimat itu membuat saya penasaran, yang membuat saya bertanya-tanya. Pertanyaannya pun sederhana, layaknya orang awam. Di bawah ini adalah penjelasan tentang global warming yang saya peroleh dari beberapa sumber. Yaaah..setidaknya dapat sedikit menjawab penasaran saya.


What. Apa sih Global Warming itu?. "Global warming is the increase in the average temperature of the Earth's near-surface air and oceans in recent decades and its projected continuation" (http://en.wikipedia.org/wiki/Global_warming). Dari pengertian itu, kita bisa mendapatkan kata kuncinya (key word) yaitu peningkatan suhu rata-rata bumi. Dengan demikian kita bisa mengatakan secara sederhana bahwa ini adalah suatu kondisi. Timbul pertanyaan lagi dari pengertian tersebut, apakah kondisi ini memang secara alami terjadi atau memang disebabkan adanya pemicu (trigger) dari kondisi itu (dalam hal ini manusia)?. mmm...mari kita selidiki bersama.

Rata-rata temperatur permukaan Bumi sekitar 15°C (59°F). Selama seratus tahun terakhir, rata-rata temperatur ini telah meningkat sebesar 0,6 derajat Celsius (1 derajat Fahrenheit). Para ilmuan memperkirakan pemanasan lebih jauh hingga 1,4 - 5,8 derajat Celsius (2,5 - 10,4 derajat Fahrenheit) pada tahun 2100. Kenaikan temperatur ini akan mengakibatkan mencairnya es di kutub dan menghangatkan lautan, yang mengakibatkan meningkatnya volume lautan serta menaikkan permukaannya sekitar 9 - 100 cm (4 - 40 inchi), menimbulkan banjir di daerah pantai, bahkan dapat menenggelamkan pulau-pulau. Beberapa daerah dengan iklim yang hangat akan menerima curah hujan yang lebih tinggi, tetapi tanah juga akan lebih cepat kering. Kekeringan tanah ini akan merusak tanaman bahkan menghancurkan suplai makanan di beberapa tempat di dunia. Hewan dan tanaman akan bermigrasi ke arah kutub yang lebih dingin dan spesies yang tidak mampu berpindah akan musnah. Potensi kerusakan yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini sangat besar sehingga ilmuan-ilmuan ternama dunia menyerukan perlunya kerjasama internasional serta reaksi yang cepat untuk mengatasi masalah ini.

Why. Mengapa kondisi itu terjadi?. Yup...Petanyaan ini tidak lain mengantarkan kita untuk mengetahui penyebab dari global warming itu sendiri. Penyebab dari global warming ini adalah efek rumah kaca (green house effect). nah loh..apaan lagi nih?. Energi yang menerangi Bumi datang dari Matahari. Sebagian besar energi yang membanjiri planet kita ini adalah radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas dan menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan memantulkan kembali sebagian dari panas ini sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar; walaupun sebagian tetap terperangkap di atmosfer Bumi. Gas-gas tertentu di atmosfer termasuk uap air, karbondioksida, dan metana, menjadi perangkap radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca sehingga gas-gas ini dikenal sebagai gas rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
Semua kehidupan di Bumi tergantung pada efek rumah kaca ini, karena tanpanya, planet ini akan sangat dingin sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi, bila gas-gas ini semakin berlebih di atmosfer, akibatnya adalah pemanasan Bumi yang terus berlanjut.

Naaah kalo boleh saya simpulkan,..sebenarnya global warming adalah kondisi yang "dibutuhkan" oleh bumi ini, tentunya dalam batas normal (gas-gas tak berlebih), tapi karena adanya aktivitas manusia, maka kondisi itu berubah menjadi tidak normal. Begitu bukan??sepertinya sih iya. Lalu, what should we do?. Yup...apa yang harus kita perbuat untuk bisa "menormalkan" kembali suhu bumi kita ini? ini ada langkah-langkah kecil dan kongkrit :

  1. Matikan semua alat elektronik saat tidak digunakan. Kerlip merah penanda standby menunjukkan alat tersebut masih menggunakan listrik. Artinya Anda terus berkontribusi pada pemanasan global. Apa hubungan hemat listrik dengan pemanasan global? Pemanasan global terjadi karena terlalu banyak gas rumah kaca yang lepas di atmosfer. Gas rumah kaca didominasi oleh karbon dioksida (CO2). Sebagian besar CO2 dihasilkan oleh pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Dengan demikian, hemat listrik, secara tidak langsung juga akan mengurangi kadar CO2 di atmosfer.
  2. Pilihlah perlengkapan elektronik serta lampu yang hemat energi
  3. Saat matahari bersinar hindari penggunaan mesin pengering, jemur dan biarkan pakaian kering secara alami
  4. Matikan keran saat sedang menggosok gigi
  5. Gunakan air bekas cucian sayuran dan buah untuk menyiram tanaman
  6. Segera perbaiki keran yang bocor - keran bocor menumpahkan air bersih hingga 13 liter air per hari
  7. Jika mungkin mandilah dengan menggunakan shower. Mandi berendam merupakan cara yang paling boros air.
  8. Gunakan kertas bekas (reuse)
  9. Jangan gunakan produk ’sekali pakai’ seperti piring dan sendok kertas atau pisau, garpu dan cangkir plastik
  10. Gunakan baterai isi ulang
  11. Pilih kalkulator bertenaga surya

sumber terkait :

http:/www.pirba.ristek.go.id/det.php?id=11

http://muhammadluthfie.blogspot.com/2007/12/potensi-kerusakan-yang-begitu-dahsyat.html

http://loenpia.net/blog/2007/05/04/pemanasan-global-apa-yang-kita-bisa-perbuat/

Selengkapnya.....

Sunday, January 6, 2008

My Big Goal In This Year


Hey...pekan pertama tahun baru sudah berlalu. gimana rasanya?.mmm...kalo saya sih merasa biasa-biasa saja, hanya saja memang ada beberapa target yang harus saya capai di tahun 2008 ini. Target apa itu?. Saya ingin sekali lulus "paling cepat" bulan Juli (Ya Allah bantu saya), tapi saya sangat menyadari bukannya sesuatu hal yang mustahil itu dapat terjadi, tetapi memang sangat sulit (bukan pesimis loh yah...) karena melihat juga kemampuan saya...hehehe. Bulan juli itu kan saya bilang paling cepat, jadi mungkin "paling lambat" buat saya adalah bulan Oktober nanti. Amiiiin.

Selengkapnya.....